Sumenep -
Perpaduan antara udara yang segar, air laut dengan gradasi warna lumut dan lazuardi yang menyejukkan mata, semuanya bisa traveler nikmati di Madura.
Pasir pantai sewarna salju itu terasa sempurna melengkapi suasana syahdu yang melingkupi Gili Labak di sebelah tenggara pulau Madura.
Pulau kecil yang cantik ini berada di ujung tenggara Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep. Lokasinya yang terpencil membuat suasana di sana sangat tenang, ideal sebagai tujuan wisata bagi mereka yang ingin menepi sejenak dari kebisingan kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabupaten Sumenep sendiri terletak di ujung timur Pulau Madura dan berbatasan dengan Laut Jawa, Laut Flores, Pulau Sulawesi, Selat Madura, dan Laut Bali. Tak heran bila Kabupaten Sumenep yang memiliki 126 pulau ini dikenal sebagai daerah kepulauan.
Tak semua pulau berpenghuni. Sebagian besar di antaranya, yaitu sebanyak 78 pulau hingga saat ini tak berpenguni. Gili Labak merupakan tujuan wisata impian saya.
Saya bahkan sempat terlelap ketika mencicipi peran sebagai nelayan yang terombang-ambing dalam perahu kayu tradisional, saat menyeberangi selat Madura dari Tanjung Saronggi.
Perjalanan laut yang ditempuh dalam waktu sekitar satu setengah hingga dua jam itu membuat saya bersyukur telah mendapat kesempatan untuk menikmati keindahan alam Indonesia.
Sesampainya di pesisir Gili Labak, hal pertama yang menarik minat saya adalah jajaran perahu kayu warna-warni yang bersandar di sepanjang pesisir berpasir putih yang membuat pantai terlihat semarak.
Mayoritas penduduk pulau ini memang berprofesi sebagai nelayan. Saya sempat menikmati kuliner lokal berupa ikan bakar hasil tangkapan nelayan yang gurih dan segar. Sebelum bernama Gili Labak, pulau seluas 5 hektar ini disebut sebagai Pulau Tikus.
Ada tradisi yang unik di tempat ini, yaitu warganya tidak berani menyembelih kambing dan sapi. Konon, ketika ada warga yang memelihara kambing, ribuan tikus menyerang dan merusak tanaman.
Begitu kambing peliharaan dikeluarkan dari pulau, serangan tikus pun seketika lenyap. Pada saat berada di sana, tak terlihat lagi seekor tikus pun. Hewan peliharaan yang terlihat di pulau ini hanya ayam kampung saja.
Karena cuaca yang mulai panas menjelang tengah hari, paling pas tentu saja mengudap kelapa muda. Penjualnya adalah seorang perempuan lanjut usia yang terlihat lincah ketika mengayunkan parang untuk mengupas kelapa.
Warga asli Gili Labak ini hanya bisa berbahasa Madura, namun sangat ramah dan sering tertawa. Biota bawah laut di Gili Labak cukup beragam.
Ketika kapal kayu berhenti di spot snorkeling tak jauh dari pantai, tanpa turun dari kapal pun sudah terlihat berbagai jenis ikan seperti clown fish, palette surgeonfish, hingga ikan penghuni terumbu karang dengan corak tubuh belang serupa zebra.
Ketika pemandu wisata melemparkan makanan ikan ke laut, serta merta rombongan ikan cantik itu berkerumun mengerumuni kapal. Tak hanya ikan dan terumbu karang, seekor bintang laut berwarna biru juga terlihat jelas di dasar laut dangkal berair jernih itu.
Sebagai salah satu dari empat pemenang ajang Dream Destination Goes To Sumenep yang diselenggarakan oleh Detik Travel, saya merasa seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di pulau yang mengesankan ini tanpa biaya sama sekali.
Terima kasih, detikTravel.