Bus yang membawa rombongan atlet karate asal Sumatera Utara (Sumut) mengalami kecelakaan di Exit Tol Padang-Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Senin (8/9) pagi. Dua orang dinyatakan tewas dalam peristiwa itu.
Dua orang tersebut yakni Muhammad Dhijey Lexie (17) dan Fakhri Fakhri Akbar Faris Asseweth (11).
Tewasnya kedua atlet tersebut meninggalkan luka bagi keluarga dan teman-temannya.
Elfiza fantana (42), ibu dari Muhammad Dhijey Lexie, terpukul atas kematian sang anak tercinta.
"Anak ini mengangkat derajat orang tua, anak yang tidak pernah meminta apa pun, dia pejuang keluarga, dia melakukan apa pun untuk bahagiakan keluarganya. Dia membuat orang tua bahagia, dia anak yang baik. Dari lahir sampai sekarang, baik, tidak pernah melawan, nurut orang tua," kata Elfiza saat ditemui di kediamannya di Deli Serdang.
Elfiza mengatakan saat peristiwa terjadi, anaknya tengah dalam perjalanan mengikuti lomba untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri.
"Ada (diincarnya), dapat golden ticket Borneo Kalimantan, nanti kalau dari Kalimantan ke laga lagi ke Jawa dapat tiket beasiswa ke luar negeri," ujar Elfiza.
Elfiza menyebutkan, Lexie mengikuti kegiatan karate mulai dari kelas 3 SD hingga sampai sekarang. Ia sempat mendapatkan juara yang membuat keluarga bangga.
"Tahun 2019, kelas 5 SD. Dia mewakili Indonesia ke Belgia, dia mendapatkan juara 1 komite dan juara 2 KATA. Waktu SMP Juara POPNAS, Kalau Kejuaraan Nasional FORKI juara 1," terang Elfiza.
Elfiza menjelaskan bahwa kakak Lexie juga mengikuti pertandingan karate tersebut dan berada di bus yang sama. Namun, sang kakak selamat.
"Abangnya ikut tanding juga. Abangnya di musibah itu juga, tapi alhamdulillah katanya selamat. Dia yang bawa pulang adeknya ke Medan," ucapnya.
Tak hanya itu, kesedihan juga terasa begitu kental ke teman-teman Lexie. Di antaranya teman-teman SD Lexie, ada Rayyan Arnad, Adelwies, Delia, Ridho, dan Fadhel merasakan kepedihan atas kepergian Lexie.
"Tidak pernah ikut yang enggak baik. Tapi kelas 5 SD sering turnamen, jadi jarang jumpa. Mengharumkan nama sekolah. Lexi itu, dia kadang traktir saya. Kami jarang main karena dia sibuk turnamen. Tapi mengharumkan sekolah. Dia nggak banyak gaya, pendiam. Asik orangnya," kata Ridho mewakili teman-temannya saat di kediaman korban.
Senior Lexie, Muhammad khafadif Nasution (24), mengatakan kesedihan yang mendalam atas tewasnya Lexie dalam kecelakaan bus di Padang Pariaman itu.
"Orangnya mudah senyum, dalam waktu latihan dia tetap senyum, dia murah senyum soalnya. Makanya banyak orang yang senang sama dia," kata Khadafif di lokasi yang sama.