KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) membebaskan seluruh dinas pendidikan di daerah untuk menentukan sistem pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran jarak jarak jauh. Kebijakan ini merespons situasi keamanan di masing-masing wilayah dampak adanya aksi demontrasi besar-besaran di sejumlah lokasi di Tanah Air.
"Menentukan metode pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan kewenangan yang dapat menjamin keselamatan, kenyamanan, dan mutu belajar murid," tulis Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti dalam surat edaran bernomor 18954/A.A4/PK.00.01/2025 tertanggal Senin, 1 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Suharti juga memerintahkan dinas pendidikan setempat untuk memetakan dan mengidentifikasi keberadaan sekolah, serta mengecek akses sekolah yang bersinggungan langsung dengan lokasi demontrasi. Sebab, menurut dia, saat ini ada banyak fasilitas publik yang tidak bisa digunakan secara normal.
Dalam surat edaran tersebut, Kementerian menegaskan, keselamatan dan keamanan murid dalam mendapatkan layanan pendidikan merupakan hal yang penting. Karena itu, pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada daerah untuk menentukan sistem pelaksanaan pembelajaran yang paling aman di wilayah masing-masing. "Untuk mengambil langkah-langkah yang partisipatif, transparan, terukur, dan penuh tanggung jawab sesuai dengan kewenangan," kata Suharti.
Sebelumnya, sejumlah daerah seperti Jakarta dan Yogyakarta sudah lebih dulu memutuskan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh mulai Senin, 1 September 2025. Salah satu di antaranya adalah SMPN 16 Jakarta.
Kepala Sekolah SMPN 16 Bintarti Widhaningrum mengatakan kebijakan ini diambil guna melindungi keselamatan siswa dan para guru. "Kami melihat situasi kemarin cukup rawan ya bagi anak-anak," kata dia saat ditemui di kantornya di Jalan Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 1 September 2025.
Bintarti was-was akan terjadi sesuatu yang tidak dinginkan pada siswa dan gurunya jika tetap masuk di tengah situasi mencekam saat ini. Menurut dia, siswa dan guru di sekolahnya rentan menjadi korban lantaran jalur yang dilewati menuju sekolah harus melewati beberapa titik yang berpotensi terjadinya kerusuhan akibat aksi demo.
"Jadi ada rasa ketakutan guru terutama ketika mereka ingin pulang," kata dia. Bintarti sedih dan ingin situasi ini segera berakhir. "Bingung juga, tapi sebagai seorang guru yang merupakan pemimpin pendidikan di sekolah, ya, saya harus kuat."
Pihak sekolah belum memastikan sampai kapan akan merumahkan siswa. Bintarti menyebut pembelajaran akan kembali normal segera setelah situasi dinilai telah kondusif dan aman. "Nah besok kami lihat lagi situasinya," tutur dia.