Fenomena gerhana bulan total atau blood moon dapat diamati masyarakat Indonesia pada Minggu (7/9) malam hingga Senin (8/9) dini hari. Gerhana ini bisa disaksikan tanpa alat bantu, berbeda dengan gerhana matahari yang memerlukan filter khusus.
“Jadi memang sesuai fenomena astronomis, sesuai perhitungan astronomis, memang hari ini, malam ini akan ada fenomena gerhana bulan total yang akan terjadi mulai pukul setengah sebelas malam sampai puncaknya pukul satu pagi dan akan berakhir pada pukul empat,” kata Edukator Astronomi Planetarium dan Observatorium, Muhammad Rayhan, saat diwawancarai di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (7/9).
Rayhan menjelaskan, gerhana bulan terjadi ketika bulan tertutupi bayang-bayang bumi.
“Sehingga dia akan tertutupi oleh bayang-bayang bumi, yang awalnya hari ini seharusnya bulan Purnama, maka dia akan perlahan-lahan memasuki bayang-bayang bumi. Dari bumi kita melihatnya seperti dia akan menggelap, perlahan-lahan menggelap seperti fase bulan, namun terjadi dalam satu malam,” ujarnya.
Menurut Rayhan, warna bulan akan berubah saat fase total terjadi. “Gerhana bulan total akan menjadi warna merah gelap atau merah darah, makanya sebutan lainnya dari gerhana bulan total adalah blood moon atau bulan darah,” jelasnya.
Bisa Disaksikan di Seluruh Indonesia
Rayhan mengatakan, berbeda dengan gerhana matahari yang hanya bisa dilihat dari wilayah tertentu, gerhana bulan memiliki pita bayangan yang luas.
“Jadi hampir seluruh penduduk bumi bisa mengamati gerhana bulan total malam ini, tapi khusus bagian yang malam saja. Jadi untuk Asia, Australia, Afrika dan Eropa itu bisa mengamati sesuai dengan waktunya masing-masing, termasuk Indonesia. Jadi untuk seluruh Indonesia dapat mengamatinya mulai dari awal gerhana sampai selesai gerhana,” paparnya.
Berdasarkan prediksi cuaca, Jakarta berpeluang cukup cerah berawan pada malam pengamatan. “Dan kita berharap itu sesuai prediksi, tidak ada kejutan-kejutan lain, karena memang sudah cukup lama warga Jakarta menantikan adanya gerhana bulan total setelah terakhir kali kita mengamatinya di 3 tahun lalu,” kata Rayhan.
Ia menambahkan, gerhana bulan total berikutnya baru akan terjadi tiga tahun mendatang.
“Setelah malam ini, gerhana bulan total baru akan kembali lagi 3 tahun setelahnya, tahun 2028 ya,” ucapnya.
Aman Dilihat Tanpa Alat Bantu
Rayhan menegaskan, gerhana bulan total bisa dinikmati dengan mata telanjang.
“Iya untuk cara mengamatinya berbeda dengan gerhana matahari total yang memang butuh filter matahari ya, pengaman mata karena matahari sangat terang. Gerhana bulan total, totally aman tanpa harus pakai alat bantu, tanpa alat pelindung, aman diamati dari awal hingga akhir,” pungkasnya.