Liputan6.com, Jakarta YouTuber Jerome Polin merespons demo di sejumlah kota di Indonesia yang diwarnai penjarahan. Ia mengingatkan masyarakat agar menyampaikan aspirasi di jalanan tanpa harus mengambil paksa hak atau barang milik orang lain.
Merespons demo Jakarta, Jerome Polin menggarisbawahi pentingnya warga bantu warga dalam situasi genting seperti sekarang ini. Yang dijarah bisa jadi warga yang membuka usaha dan menghidupi sejumlah karyawan.
Sementara karyawan yang kerja bisa jadi menggantungkan dihidupnya dan anak istri di tempat usaha tersebut. Jerome Polin minta hati nurani digunakan saat turun ke jalan. Penjarahan apapun alasannya tak dapat dibenarkan.
“Bantu ingatkan semuanya, jangan pada ngejarah. Rakyat lagi susah, yang punya usaha juga banyak yang mati-matian buat bertahan. Di sana, juga ada pegawai yang bergantung hidup dari sana,” tulisnya.
Soal aksi unjuk rasa yang mendesak penghapusan tunjangan mewah bagi anggota DPR berlangsung di Medan, Sumatra Utara, ternyata berujung ricuh. Ratusan pengunjuk rasa sempat terlibat bentrok dengan polisi di depan Kantor DPRD Sumatra Utara.
Penjarahan dan Roda Ekonomi
Jerome Polin menampaikan ini lewat pernyataan tertulis berlatar hitam polos yang diunggah di Instagram Stories, Minggu (31/8/2025). Setelahnya, ia mengingatkan publik, penjarahan bisa berdampak pada perekonomian nasional.
“Kalau dijarah, besok usahanya tutup. Pegawainya enggak punya penghasilan. Roda ekonomi enggak berputar karena enggak ada jual beli. Ekonomi nasional yang akan merasakan dampaknya,” Jerome Polin memberi tahu.
Fokus Saja ke Aspirasi
“Fokus saja ke aspirasiin suara rakyat. Jangan ambili punya orang yang enggak salah apa-apa. Yang kontra dengan perjuangan rakyat, enggak usah ngerasa senang atas terjadinya penjarahan dan lain-lain,” ia menyambung.
Jerome Polin menggarisbawahi bahwa yang berdemonstrasi adalah rakyat. Saat jatuh korban, korbannya pun rakyat. “Siapapun itu, mereka juga rakyat. Tega banget kalau sampai ketawa Cuma buat merasa teori atau narasinya benar,” Jerome Polin mengakhiri.
Ajukan 11 Tuntutan kepada Pemerintah
Diberitakan sebelumnya, Jerome Polin, Cheryl Marella, Ahmad Balya, dan Salsa Erwina menyampaikan 11 tuntutan dalam lima dokumen digital yang diunggah di akun Instagram. Sebelas tuntutan itu termasuk pengesahan RUU perampasan aset.
Empat poin terakhir dalam tuntutan tersebut tak kalah krusial antara lain, membatalkan rencana kenaikan pajak yang dinilai memberatkan masyarakat dan adili pembunuh Affan Kurniawan. Negara harus menanggung biaya hidup keluarganya.