Bank Dunia Prediksi Produksi Beras RI Turun di 2030

2 weeks ago 9
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Game Demo Mahjong Ways 2, Antara Fakta dan Mitos: Menang di Game Demo Sama Dengan Akun Terbaik
Fenomena "Beginner's Luck" di Server Thailand: Pandangan dari Master Cun
Inilah 3 Zodiak yang Akan Mendapatkan Kemenangan Beruntun di Mahjong Ways Pada Bulan Oktober Ini
Inilah Beberapa Fakta Mengejutkan Mengenai Scatter Hitam di Mahjong Ways
Mengatasi Stress Berlebihan Bersama WINJUDI: Mahjong Ways Permainan Menurunkan Tingkat Stress
Sisa Hidup Bahagia hingga Tutup Usia: Kumpulkan Dana Masa Tua Dari Mahjong Ways
Metode Terbaru Dari Komunitas Game Online Thailand: Terapkan Pola dan Jam Berikut Ini Di Semua Server! Pasti Menang?
Financial Freedom Sudah di Depan Mata: Tips dan Trik Mahjong Ways Ini Akan Merubah Hidup Anda Menjadi Kaya Raya
Jatuh Cinta Pada Kemenangan Pertama: Temukan Panduan Menang Besar di Mahjong Ways
Capek Selalu Kalah di Mahjong Ways? Cobain 5 Pola Terbaik ini Supaya Kamu Menang Terus!

Nusa Dua -

Bank Dunia (World Bank) memprediksi produksi beras Indonesia akan mengalami penurunan pada 2030. Penurunan ini terjadi karena cuaca panas ekstrem.

"Ini adalah tantangan yang dapat mengurangi hasil panen beras di Indonesia sebesar 0,72% pada tahun 2030," kata Country Director for Indonesia and Timor-Leste, World Bank, Carolyn Turk dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC), di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Kamis (19/9/2024).

Carolyn mengungkapkan saat cuaca panas juga meningkatkan serangan hama dan penyakit. Tak hanya itu dipastikan kekeringan juga terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berpikir bahwa penting untuk terus menahan tekanan harga beras," ucapnya.

Carolyn mengkritik juga kurangnya anggaran untuk sektor pertanian di Indonesia. Dia menyebut saat ini pengeluaran Indonesia untuk pertanian tidak begitu meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

"Telah terjadi pengeluaran besar untuk pupuk dan beberapa subsidi lainnya, tetapi tidak menghasilkan pertumbuhan produktivitas seperti yang kita harapkan. Pada saat yang sama, tentu saja, ada anggaran terbatas di sektor pertanian dan jika menghabiskan banyak uang untuk satu hal, misalnya pupuk, Anda memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan untuk hal lain," ungkapnya.

Menurut dia, seharusnya Indonesia bisa menggunakan anggaran pertanian untuk investasi lebih kepada penelitian dan pengembangan pertanian.

"Pengeluaran besar untuk satu elemen, pupuk, bisa didorong untuk kepentingan pertumbuhan produktivitas di sektor pertanian, termasuk investasi dalam penelitian dan pengembangan pertanian, dan penyuluhan, yang biasanya memiliki nilai tambah yang cukup tinggi," pungkasnya.

(ada/rrd)

Read Entire Article