Pada 2034, PIS juga mengejar pendapatan USD 8,9 miliar. Jika dikurs-kan dengan rupiah saat ini Rp 15.401 per dolar AS, nilainya setara Rp 137 triliun.
"10 tahun ini bisa 500 kapal yang dioperasikan. Sekitar 200 kapal milik sendiri dan 300 kapal (skema) sewa dari mitra," ungkap Direktur Pengembangan Bisnis PIS Eka Suhendra saat media gathering, Rabu (5/9).
Penambahan ratusan kapal ini seiring dengan ambisi perusahaan memperluas pangsa pasar domestik dan internasional dalam 1 dekade ke depan. Eka menargetkan kontribusi pendapatan dari pasar global 55 persen yang berasal dari bisnis di Eropa & Amerika Utara 5 persen, Amerika Tengah & Selatan 9 persen, Afrika & Timur Tengah 20 persen, dan Asia & Oceania 20 persen. Sementara di domestik kontribusinya ditargetkan 45 persen.
Corporate Secretary PIS Muh. Aryomekka Firdaus mengatakan ambisi besar ini bisa dikejar karena pertumbuhan kinerja yang signifikan selama enam bulan pertama tahun ini ditopang oleh bisnis internasional.
"(PIS) agresif bisnis di luar negeri. Salah satunya dengan menambah 6 kapal tahun ini, (Kita) memesan kapal yang sudah jadi dengan skema co-owning dengan perusahaan lain sehingga memberi dampak kepada keuangan kita," jelas Aryomekka dalam kesempatan yang sama.
Aryomekka menjelaskan, pengadaan kapal dengan skema patungan untuk kapal bekas ini memberikan dampak yang lebih cepat pada kinerja keuangan perusahaan ketimbang skema new build atau membangun kapal baru.
Saat ini, PIS tengah mengadakan 15 unit kapal baru yang tengah dalam konstruksi. Direncanakan kapal-kapal ini akan tersedia pada akhir 2025-2026 mendatang.